
Sikap Kedermawanan Masyarakat Indonesia Jadi Aset yang Harus Dijaga
Sejumlah penelitian menunjukkan aksi sosial dan tindakan kemanusiaan ternyata sangat berkaitan erat munculnya kebahagiaan, baik dari sisi pelaku aksi sosial. Penelitian Jorge Moll dari National Institutes of Health menemukan berbagi yang merupakan wujud tindakan sosial dan kemanusiaan ternyata bisa menciptakan dan meningkatkan kebahagiaan. "Menyumbang untuk amal, bukan hanya untuk konsumsi pribadi bisa mengaktifkan daerah otak yang berhubungan dengan kesenangan sehingga mampu menciptakan perasaan yang lebih positif sehingga memunculkan kebahagiaan," kata Doni Marlan, Direktur Pemberdayaan dan Pengembangan Ekonomi Dompet Dhuafa dalam keterangannya, Minggu (1/1/2022).
Yang patut disyukuri, berdasarkan data dari Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index 2021 menempatkan Indonesia peringkat 1 sebagai negara paling dermawan di dunia. Namun anehnya, kata Doni, data World Happines Report 2018 2019, Indonesia menempati peringkat 82 dari 149 negara ditinjau dari tingkat kebahagiaan. "Jika memang berbagi adalah kunci kebahagiaan, mengapa Indonesia tidak termasuk negara paling bahagia sehingga data yang menilai Indonesia bukanlah negara bahagia tentu layak kita kritisi dan tidak bisa diterima secara mentah mentah," kata Doni.
Sebagai negara yang mayoritas muslim, ada banyak anjuran berbagai dalam ibadah seperti wakaf dan zakat sehingga secara sosial dalam kemanusiaan, berbagi dan donasi sudah menjadi kebiasaan. Bahkan di Indonesia sendiri, religius dan gotong royong sudah menjadi nilai utama dan budaya dalam bermasyarakat. "Bergerak dari dulu secara konvensional hingga kini di era milenial. Jika donasi pada masa dulu sebatas berbagi donasi seperti halnya infak dan sedekah melalui kenclengan, kini inovasi dan teknologi menjadi kunci utama agar donasi bisa lebih berdampak maksimal," katanya.
Untuk itu, kata Doni kedermawanan masyarakat Indonesia adalah aset berharga yang harus dikelola sebaik baiknya. "Sikap dermawan ini merupakan aset yang harus dijaga bahkan di kondisi pandemi seperti sekarang ini," kata Doni. Saat ini terjadi perubahan kesejahteraan masyarakat karena dampak dari pandemi Covid 19.
"Melalui program zakat dan wakaf produktif, kami mengadakan program ketahanan pangan untuk masyarakat seperti: pemberdayaan 1000 hektar pertanian, sentra ternak masyarakat, dan penguatan usaha mikro masyarakat,” ungkap Doni. Untuk menjawab tantangan sekaligus kesempatan tersebut, Dompet Dhuafa pada awal tahun 2022 akan mengadakan Social and Humanity Outlook 2022, Rabu (5/1/2022). Acara ini rencananya menghadirkan, Nasyith Majidi, Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa dengan keynote speech Hendri Saparini, Ph.D., Bendahara Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa.
"KIta akan bahas tentang potret sosial ekonomi dan kemanusiaan Indonesia tahun depan juga upaya intervensi intervensi kemiskinan dan kemanusiaan melalui pengelolaan zakat dan wakaf produktif," katanya. Event ini juga akan menjawab peluang sosial dan kemanusiaan di masa mendatang, cagaimana mengelola kedermawanan terutama milenial dan generasi Z dan bagaimana inovasi sosial agar tetap adaptif di era teknologi," katanya.